1- ุทูŽุงู„ูุจุฉูŒุŒ ุฅูุณู’ู…ููƒู ูุงุทู…ุฉูŒ ุง. ุฃู†ุง ุจ. ุงู†ุชู ุฌ. ุงู†ุชูŽ ุฏ. ู‡ููˆูŽ 2 - . ู…ูุญู…ู‘ุฏูŒ ุนู„ู‰ ุงู’ู„ูƒูุฑู’ุณููŠูู‘ ุง. ูŠุฌู„ุณู ุจ. ูŠุฐู‡ุจ ุฌ. ูŠู†ุงู…ู ุฏ. ูŠุฎุฑุฌู 3 - ูƒูŽูŠู’ููŽ ุงูŽุตู’ุจูŽุญู’ุชูู…ู’ุŸ ุง. ุงู„ุญู…ุฏู„ู„ู‡ ุฅูู†ู‘ูŠ ุจุฎูŠุฑ ุจ. ุฅูู† ุดุงุก ุงู„ู„ู‡ ุฌ. ูˆุนู„ูŠูƒู… ุงู„ุณู„ุงู… ุฏ. ุงูŽุตู’ุจูŽุญู’ู†ูŽุง ุจูุงู„ู’ุฎูŽูŠุฑ 4 - ูŠูŽุง ุนูŽู„ููŠูŒู‘ุŒ ู…ูŽุงุฐูŽุง ุชูŽูู’ุนูŽู„ู ูููŠ ุงู’ู„ููŽุตู’ู„ูุŸ ุฃูŽู†ูŽุง ุง. ุงูŽู„ู’ุนูŽุจู ุจ. ุงูŽุฎู’ุฑูุฌู ุฌ. ุงูŽุชูŽุนูŽู„ูŽู‘ู…ู ุฏ. ุงูŽุฐู’ู‡ูŽุจู Jawaban(1 dari 3): Qiroah dalam bahasa Arab artinya membaca. Tetapi di Indonesia qiroah berarti seseorang yang membaca Al Qur'an dengan suara yang merdu serta menggunakan nada nada tertentu. Tiap Tahun jama'ah Haji justru terus bertambah. Hal ini membuktikan bahwa disana, para Jamaah Haji tenang beribadah, dan Arab Saudi menjamin hal itu. Ceritabahasa arab dan artinya. Pada pembahasan dibawah ini ada 6 buah cerpen berbahasa Arab yang jenaka yang bisa menghibur kita semua sekaligus untuk belajar. ูู…ุฏ ูŠุฏู‡ ุฅู„ูŠู‡ ุจุชูุงุญุฉ. Baik dari segi hiburan dan hikmah ataupun dari segi melatih kemahiran berbahasa Arab khususnya maharoh qiroah dan penguasaan mufrodat kosakata Tujuanmempelajari maharah kalam. Mempelajari maharah kalam bertujuan untuk mencapai hal-hal berikut: 1. Bertujuan agar peserta didik fasih dalam pengucapan, kefasihan dalam berbahasa, dan mewakili makna. 2. Membiasakan peserta didik untuk berpikir logis, menyusun ide, dan menghubungkan hal-hal tersebut satu sama lain. 3. Dalampembelajaran bahasa arab terdapat tiga unsur bahasa yakni aswat, mufrodat, dan tarkib an-nahwiyah. Dan juga empat keterampilan bahasa, yakni istima', kalam, qiro'ah, dan kitabah. Keempat keterampilan tersebut di kelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu maharah intajiyah dan maharah istiqbaliyah. Maharah qiroah merupakan keterampilan bahasa perbedaan ras timbul karena hal hal berikut kecuali. Macam-Macam Qiroโ€™ah โ€“ Dari Segi Kuantitas Qiroโ€™ah Sabโ€™ah Qiroโ€™ah Tujuh. Kata sabโ€™ah artinya adalah imam-imam Qiroโ€™ah yang tujuh. Mereka itu adalah Abdullah bin Katsir Ad-Dari w. 120 H, Nafi bin Abdurrahman bin Abu Naim w. 169 H, Abdullah Al-Yashibi w. 118 H, Abu Amar w. 154 H, Yaโ€™qub w. 205 H, Hamzah w. 188 H, Ashim ibnu Abi Al-Najub Al-Asadi. Qiroโ€™ah Asyrah Qiroโ€™ah Sepuluh. Yang dimaksud Qiroโ€™ah sepuluh adalah Qiroโ€™ah tujuh yang telah disebutkan di atas ditambah tiga Qiroโ€™ah sebagai berikut Abu Jaโ€™far. Nama lengkapnya Yazid bin Al-Qaโ€™qa Al-Makhzumi Al-Madani. Yaโ€™qub 117 โ€“ 205 H lengkapnya Yaโ€™qub bin Ishaq bin Yazid bin Abdullah bin Abu Ishaq Al-Hadrani, Khallaf bin Hisyam w. 229 H Qiroโ€™ah Arbaโ€™at Asyrah Qiroโ€™ah Empat Belas. Yang dimaksud Qiroโ€™ah empat belas adalah Qiroโ€™ah sepuluh sebagaimana yang telah disebutkan di atas ditambah dengan empat Qiroโ€™ah lagi, yakni Al-Hasan Al-Bashri w. 110 H, Muhammad bin Abdurrahman w. 23 H, Yahya bin Al-Mubarak Al-Yazidi An-Nahwi Al-Baghdadi w. 202 H, Abu Al-Fajr Muhammad bin Ahmad Asy-Syambudz w. 388 H. โ€“ Dari Segi Kualitas Berdasarkan penelitian Al-Jazari, berdasarkan kualitas, Qiroโ€™ah dapat dikelompokkan dalam lima bagian, yaitu sebagai berikut Qiroโ€™ah Mutawattir, yakni yang disampaikan sekelompok orang mulai dari awal sampai akhir sanad, yang tidak mungkin bersepakat untuk berbuat dusta. Umumnya, Qiroโ€™ah yang ada masuk dalam bagian ini. Qiroโ€™ah Masyhur, yakni Qiroโ€™ah yang memiliki sanad sahih dengan kaidah bahasa arab dan tulisan Mushaf Utsmani. Umpamanya, Qiroโ€™ah dari tujuh yang disampaikan melalui jalur berbeda-beda, sebagian perawi, misalnya meriwayatkan dari imam tujuh tersebut, sementara yang lainnya tidak, dan Qiroโ€™ah semacam ini banyak digambarkan dalam kitab-kitab Qiroโ€™ah. Qiroโ€™ah Ahad, yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi menyalahi tulisan Mushaf Utsmani dan kaidah bahasa arab, tidak memiliki kemasyhuran dan tidak dibaca sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan. Qiroโ€™ah Syadz, menyimpang, yakni Qiroโ€™ah yang sanadnya tidak sahih. Telah banyak kitab yang ditulis untuk jenis Qiroโ€™ah ini. Qiroโ€™ah Maudhuโ€™ palsu, seperti Qiroโ€™ah Al-Khazzani As-Suyuthi kemudian menambah Qiroโ€™ah yang keenam, yakni Qiroโ€™ah yang menyerupai hadits Mudraj sisipan, yaitu adanya sisipan pada bacaan dengan tujuan penafsiran. Umpamanya Qiroโ€™ah Abi Waqqash. Syarat-Syarat Qiroโ€™ah Untuk menangkal penyelewengan Qiroโ€™ah yang sudah muncul, para ulama membuat persyaratan-persyaratan bagi Qiroโ€™ah yang dapat diterima. Untuk membedakan antara yang benar dan Qiroโ€™ah yang aneh syazzah, para ulama membuat tiga syarat bagi Qiroโ€™ah yang benar. Qiroโ€™ah itu sesuai dengan bahasa arab sekalipun menurut satu jalan. Qiroโ€™ah itu sesuai dengan salah satu mushaf-mushaf Utsmani sekalipun secara potensial. Sahih sanadnya baik diriwayatkan dari imam Qiroโ€™ah yang tujuh dan yang sepuluh maupun dari imam-imam yang diterima selain mereka. Setiap Qiroโ€™ah yang memenuhi kriteria di atas adalah Qiroโ€™ah yang benar yang tidak boleh ditolak dan harus diterima. Namun bila kurang dari ketiga syarat di atas disebut Qiroโ€™ah yang lemah. Keterangan w = wafat Sumber Pengertian Qira'ah, Qira'ah Menurut Para Ahli & Konsep Qira'ah Dalam Al-Qur'an Al-Quran merupakan pedoman hidup umat Islam. al-Quran dijadikan sebagai sumber norma dan nilai normatif yang mengatur seluruh kehidupan umat Islam. Oleh karena itu, kebutuhan untuk membumikan norma dan nilainilai yang terkandung dalam al-Quran atau mengintegrasikannya ke dalam berbagai bidang kehidupan umat Islam selalu muncul ke permukaan, termasuk mengintegrasikannya ke dalam ilmu manajemen dan pendidikan. Menurut M. Ghalib, al-Quran merupakan hadiah sekaligus hidayah bagi umat Islam. Bahkan menurutnya, Al-Quran bisa menjadi sumber kajian ilmu pengetahuan, bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga bagi siapa saja termasuk non muslim yang memang secara serius dan bersungguh-sungguh mengkaji atau mendalaminya.[1] Setiap kajian yang dilakukan terhadap Al-Quran, akan selalu menghasilkan temuan-temuan baru sesuai dengan perspektif yang digunakannya. Al-Quran layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.[2] Sebagai sebuah pedoman hidup umat Islam dalam menghadapi kehidupan ini, maka Al-Quran diyakini mengandung petunjuk bagi berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia serta arahan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Al-Quran, tidak hanya berbicara persoalan ibadah, muโ€™amalat, jinayat tapi juga berbicara pesoalan sosial kemasyarakatan, ekonomi, politik, alam raya serta perosalan-persoalan ilmu pengetahuan lainnya. Al-Quran Surat Al-Anโ€™am ayat 38 menegaskan bahwa Terjemah Tidaklah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al QS. 6 [Al-Anโ€™am] 38 Terjemah Kami turunkan kepadamu Al-Kitab Al-Quran untuk menjelaskan segala sesuatu โ€ฆ QS. 16 [Al-Nahl] 89 Kedua Ayat tersebut menegaskan bahwa Al-Quran tidak meninggalkan sedikitpun dan atau lengah dalam memberikan keterangan mengenai segala sesuatu. Imam Al-Ghazali, sebagaimana dikutip oleh M. Quraish Shihab,[3] menerangkan bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari Al-Quran Al-Karim. Artinya, Al-Quran merupakan sumber ilmu pengetahuan yang telah ada, dan darinya pula dapat digali dan dikembangkan ilmu-ilmu pengetahaun baru yang belum diketahui oleh manusia sebelumnya. Terjemah Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus โ€ฆQS. 17 [Al-Isra] 9 Kesan pesan dan petunjuk Al-Quran akan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan sepanjang zaman. Namun demikian, Al-Quran bukan merupakan kitab ilmiah, sebab kitab ilmiah, disamping menggunakan metode ilmiah juga kebenaran yang dikandungnya adalah tentative, sementara Al-Quran adalah kitab wahyu yang berasal dari Tuhan Yang Maha Absolut, maka kebenaran yang dikandungnya adalah kebenaran absolut. Adapun pembicaraan mengenai hubungan antara. Al-Quran dan ilmu pengetahuan harus dipahami dengan pengertian bahwa Al-Quran adalah kitab petunjuk yang jiwa ayat-ayatnya tidak menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan. Bahkan begitu banyak ayat Al-Quran yang menyuruh umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Begitu juga, tidak ada satu ayat Al-Quranpun yang bertentangan dengan hasil penemuan ilmiah.[4] Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Arab merupakan komunitas dari berbagai suku yang secara โ€œsporadicโ€ terbesar disepanjang โ€œJazirah arabโ€. Setiap suku mempunyai format dialek yang tipikal dan berbeda dengan suku-suku lainnya. Perbedaan dialek itu tentunya sesuai dengan letak geografis dan sosio cultural dari masing-masing suku lainnya. Disisi lain, perbedaan itu membawa konsekuensi lahirnya bermacam-macam bacaan dalam melafalkan Al-Quran. Lahirnya bermacam-macam bacaan itu sendiri, dengan melihat gejala beragamnya dialek, sebenarnya bersifat alami, artinya tidak dapat dihindari lagi. A. Pengertian Qiraโ€™ah Secara etimologi, kata qiraโ€™ah seakar dengan kata al-Quran, yaitu akar kata dari kata qaraโ€™a yang berarti tala membaca. Qiraโ€™ah merupakan bentuk masdar verbal noun dari kata qaraโ€™a, yaitu artinya bacaan.[5] Sedangkan secara terminologi, terdapat berbagai ungkapan atau redaksi yang dikemukakan oleh para ulama, sehubungan dengan pengertian qiraโ€™ah ini ditetapkan berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada rasulullah. Periode qurraโ€™ahli atau imam qiraโ€™ah yang mengajarkan bacaan al-Quran kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing dengan berpedoman kepada masa para sahabat. Maka ada beberapa definisi yang diintrodusir para ulama diantaranya sebagai berikut 1. Menurut Az-Zarkasyi ุฅุฎุชู„ุงู ุงู„ูุงุธ ุงู„ูˆุญูŠ ุงู„ู…ุฏูƒูˆุฑ ูู‰ ูƒุชุง ุจุฉ ุงู„ุญุฑูˆู ุฃูˆ ูƒูŠููŠุชู‡ู…ุง ู…ู† ุชุฎููŠู ูˆุชุดู‚ูŠู„ ูˆุบูŠุฑู‡ุง. Artinya โ€œQiraโ€™ah adalah perbedaan perbedaan cara mengucapkan lafadz-lafadz al-Quran, baik menyangkut huruf-hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut,seperti takhfif meringankan tastqil memberatkan,dan atau yang lainnya.[6] 2. Menurut As-Shabuni ู…ุฏู‡ุจ ู…ู† ู…ุฏู‡ุจ ุงู„ู†ุทู‚ ูู‰ ุงู„ู‚ุฑุฃู† ูŠุฏู‡ุจ ุจู‡ ุงู…ุงู… ู…ู† ุงู„ุฃุฆู…ุฉ ุจุฃุณุง ู†ูŠุฏู‡ุง ุงู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…. Artinya โ€œQiraโ€™ah adalah suatu madzhab pelafalan Al-Quran yang dianut salah seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung kepada rasul. 3. Menurut Al-Qasthalani โ€œSuatu ilmu yang mempelajari hal-hal yang disepakati atau diperselisihkan ulama yang menyangkut persoalan lughat,Iโ€™rab,itsbat,fashl, dan washal yang kesemuanya diperoleh secara periwayatan. Dari definisi di atas, tampak bahwa Qiraโ€™ah al-Quran itu berasal dari Nabi Saw. Melalui al-simaโ€™ dan al-naql. Maksud dari al-simaโ€™ disini sebagian ulama menjelaskan bahwa al-simaโ€™ tersebut adalah Qiraโ€™ah yang diperoleh dengan cara langsung mendengar dari Nabi Saw. Sementara yang dimaksud dengan al-naql yaitu Qiraโ€™ah yang diperoleh melalui riwayat yang menyatakan bahwa Qiraโ€™ah itu dibacakan Nabi Saw. Selain itu, ada sebagian ulama yang mengaitkan definisi Qiraโ€™ah dengan madzhab atau imam Qiraโ€™ah tertentu, selaku pakar Qiraโ€™ah yang bersangkutan,dan atau yang mengembangkan serta mempopulerkannya. Sehubungan dengan penjelasan ini, terdapat beberapa istilah tertentu dalam menisbatkan suatu Qiraโ€™ah al-Quran kepada salah seorang imam Qiraโ€™ah dan kepada orang-orang sesudahnya. Istila-istilah tersebut adalah sebagai berikut. 1. ุงู„ู‚ุฑุฃุช Suatu istilah, apabila Qiraโ€™ah al-Quran dinisbatkan kepada salah seorang imam tertentu seperti, Qiraโ€™ah Nafi. 2. ุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ Suatu istilah, apabila Qiraโ€™ah al-Quran dinisbatkan kepada salah seorang perawi Qiraโ€™ah dan imamnya, seperti,riwayat Qalun dan Nafiโ€™. 3. ุงู„ุทุฑูŠู‚Suatu istilah,apabila Qiraโ€™ah al-Quran dinisbatkan kepada salah seorang perawi Qiraโ€™ah dariperawi lainnya,seperti Thariq Nasyit dan Qalun. 4. ุงู„ูˆุฌู‡ Suatu istilah,apabila Qiraโ€™ah al-Quran dinisbatkan kepada salah seorang pembaca al-Quran berdasarkan pilihannya terhadap versi Qiraโ€™ah tertentu. Informasi tentang Qiraโ€™ah diperoleh melalui dua cara, yaitu melalui pendengaran simaโ€™ dan naql dari Nabi oleh para sahabat mengenal bacaan ayat-ayat al-Quran, kemudian ditiru dan diikuti tabiโ€™in dan generasi-generasi sesudahnya hingga sekarang. Cara lain ialah melalui riwayat yang diperoleh melalui hadis-hadis yang disandarkan kepada Nabi atau sahabat-sahabatnya. B. Konsep Qiraโ€™ah dalam al-Quran โ€œBacalah! Dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta.โ€ ayat 1. Dalam waktu pertama saja, yaitu โ€œbacalahโ€, telah terbuka kepentingan pertama di dalam perkembangan agama ini selanjutnya. Nabi SAW disuruh membaca wahyu yang diturunkan kepada beliau itu atas nama Allah, Tuhan yang telah mencipta. Yaitu โ€œMenciptakan manusia dari segumpal darah.โ€ ayat 2. Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah, yaitu segumpal air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani si perempuan, yang setelah 40 hari lamanya, air itu telah menjelma jadi segumpal darah, dan dari segumpal darah itu kelak akan menjelma pula setelah melalui 40 hari, menjadi segumpal daging Mudhghah.[7] Nabi bukanlah seorang yang pandai membaca. Beliau adalah ummi, yang boleh diartikan buta huruf, tidak pandai menulis dan tidak pula pandai membaca yang tertulis. Tetapi Jibril mendesaknya juga sampai tiga kali supaya dia membaca. Meskipun dia tidak pandai menulis, namun ayat-ayat itu akan dibawa langsung oleh Jibril kepadanya, diajarkan, sehingga dia dapat menghapalnya di luar kepala, dengan sebab itu akan dapatlah dia membacanya. Tuhan Allah yang menciptakan semuanya. Rasul yang tak pandai menulis dan membaca itu akan pandai kelak membaca ayat-ayat yang diturunkan kepadanya. Sehingga bilamana wahyu-wahyu itu telah turun kelak, dia akan diberi nama Al-Quran. Dan Al-Quran itu pun artinya ialah bacaan. Seakan-akan Tuhan berfirman โ€œBacalah, atas qudrat-Ku dan iradat-Ku.โ€ Syaikh Muhammad Abduh di dalam Tafsir Juzuโ€™ Ammanya menerangkan โ€œYaitu Allah yang Maha Kuasa menjadikan manusia daripada air mani, menjelma jadi darah segumpal, kemudian jadi manusia penuh, niscaya kuasa pula menimbulkan kesanggupan membaca pada seseorang yang selama ini dikenal ummi, tak pandai membaca dan menulis. Maka jika kita selidiki isi Hadis yang menerangkan bahwa tiga kali Nabi disuruh membaca, tiga kali pula beliau menjawab secara jujur bahwa beliau tidak pandai membaca, tiga kali pula Jibril memeluknya keras-keras, buat meyakinkan baginya bahwa sejak saat itu kesanggupan membaca itu sudah ada padanya, apatah lagi dia adalah Al-Insan Al-Kamil, manusia sempurna. Banyak lagi yang akan dibacanya di belakang hari. Yang penting harus diketahuinya ialah bahwa dasar segala yang akan dibacanya itu kelak tidak lain ialah dengan nama Allah jua.โ€ โ€œBacalah! Dan Tuhan engkau itu adalah Maha Mulia.โ€ ayat 3. Setelah di ayat yang pertama beliau disuruh membaca di atas nama Allah yang menciptakan insan dari segumpal darah, diteruskan lagi menyuruhnya membaca di atas nama Tuhan. Sedang nama Tuhan yang selalu akan diambil jadi sandaran hidup itu ialah Allah Yang Maha Mulia, Maha Dermawan, Maha Kasih dan Sayang kepada Makhluk-Nya. โ€œDia yang mengajarkan dengan qalam.โ€ ayat 4. Itulah keistimewaan Tuhan itu lagi. Itulah kemuliaan-Nya yang tertinggi. Yaitu diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah, yaitu dengan qalam. Dengan pena! Di samping lidah untuk membaca, Tuhan pun mentakdirkan pula bahwa dengan pena ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh manusia โ€œMengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu.โ€ ayat 5. Lebih dahulu Allah Taโ€™ala mengajar manusia mempergunakan qalam. Sesudah dia pandai mempergunakan qalam itu banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga dapat pula dicatatnya ilmu yang baru didapatnya itu dengan qalam yang telah ada dalam tangannya โ€œIlmu pengetahuan adalah laksana binatang buruan dan penulisan adalah tali pengikat buruan itu. Oleh sebab itu ikatlah buruanmu dengan tali yang teguh.โ€[8] Maka di dalam susunan kelima ayat ini, sebagai ayat mula-mula turun kita menampak dengan kata-kata singkat Tuhan telah menerangkan asal-usul kejadian seluruh manusia yang semuanya sama, yaitu daripada segumpal darah, yang berasal dari segumpal mani. Dan segumpal mani itu berasal dari saringan halus makanan manusia yang diambil dari bumi. Yaitu dari hormon, kalori, vitamin dan berbagai zat yang lain, yang semua diambil dari bumi yang semuanya ada dalam sayuran, buah-buahan makanan pokok dan daging. Kemudian itu manusia bertambah besar dan dewasa. Yang terpenting alat untuk menghubungkan dirinya dengan manusia sekitarnya ialah kesanggupan berkata-kata dengan lidah, sebagai sambungan dari apa yang terasa di dalam hatinya. Kemudian bertambah juga kecerdasannya, maka diberikan pulalah kepandaian menulis. Di dalam ayat yang mula turun ini telah jelas penilaian yang tertinggi kepada kepandaian membaca dan menulis. Berkata Syaikh Muhammad Abduh dalam tafsirnya โ€œTidak didapat kata-kata yang lebih mendalam dan alasan yang lebih sempurna daripada ayat ini di dalam menyatakan kepentingan membaca dan menulis ilmu pengetahuan dalam segala cabang dan bahagianya. Dengan itu mula dibuka segala wahyu yang akan turun di belakang.โ€ Maka kalau kaum Muslimin tidak mendapat petunjuk ayat ini dan tidak mereka perhatikan jalan-jalan buat maju, merobek segala selubung pembungkus yang menutup penglihatan mereka selama ini terhadap ilmu pengetahuan, atau merampalkan pintu yang selama ini terkunci sehingga mereka terkurung dalam bilik gelap, sebab dikunci erat-erat oleh pemuka-pemuka mereka sampai mereka meraba-raba dalam kegelapan bodoh, dan kalau ayat pembukaan wahyu ini tidak menggetarkan hati mereka, maka tidaklah mereka akan bangun lagi selama-lamanya. Ar-Razi menguraikan dalam tafsirnya, bahwa pada dua ayat pertama disuruh membaca di atas nama Tuhan yang telah mencipta, adalah mengandung qudrat, dan hikmat dan ilmu dan rahmat. Semuanya adalah sifat Tuhan. Dan pada ayat yang seterusnya seketika Tuhan menyatakan mencapai ilmu dengan qalam atau pena, adalah suatu isyarat bahwa ada juga di antara hukum itu yang tertulis, yang tidak dapat difahamkan kalau tidak didengarkan dengan seksama. Maka pada dua ayat pertama memperlihatkan rahasia Rububiyah, rahasia Ketuhanan. Dan di tiga ayat sesudahnya mengandung rahasia Nubuwwat, Kenabian. Dan siapa Tuhan itu tidaklah akan dikenal kalau bukan dengan perantaraan Nubuwwat, dan nubuwwat itu sendiri pun tidaklah akan ada, kalau tidak dengan kehendak Tuhan. Dalam Shahih-nya Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra. yang artinya demikian, โ€œWahyu pertama yang sampai kepada Rasul adalah mimpi yang benar. Beliau tidak pernah bermimpi kecuali hal itu datang seperti cahaya Shubuh. Setelah itu beliau senang berkhalwat. Beliau datang ke gua Hira dan menyendiri di sana, beribadah selama beberapa malam. Yang untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian kembali ke Khadijah dan membawa bekal serupa. Sampai akhirnya dikejutkan oleh datangnya wahyu, saat beliau berada di gua Hira. Malaikat datang kepadanya dan berkata, โ€œBacalah!โ€ Beliau menjawab, โ€œAku tidak bisa membaca.โ€ lalu Rasulullah saw. berkata, โ€œLalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata, Bacalah!โ€™ Aku katakan, Aku tidak bisa membaca.โ€™ Lalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata, โ€œBacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.โ€ Al-Hadits. Dengan demikian maka awal surat ini menjadi ayat pertama yang turun dalam Al-Quran sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia. Wahyu pertama yang sampai kepada Nabi saw. adalah perintah membaca dan pembicaraan tentang pena dan ilmu. Tidakkah kaum Muslimin menjadikan ini sebagai pelajaran lalu menyebarkan ilmu dan mengibarkan panjinya. Sedangkan Nabi yang ummi ini saja perintah pertama yang harus dikerjakan adalah membaca dan menyebarkan ilmu. Sementara ayat berikutnya turun setelah itu. Surat pertama yang turun secara lengkap adalah Al-Fatihah. Pengertian ringkas ayat-ayat ini adalah Agar kamu menjadi orang yang bisa membaca, ya Muhammad. Setelah tadinya kamu tidak seperti itu. Kemudian bacalah apa yang diwahyukan kepadamu. Jangan mengira bahwa hal itu tidak mungkin hanya dikarenakan kamu orang ummi, tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Allah-lah yang menciptakan alam ini, yang menyempurnakan, menentukan kadarnya, dan memberi petunjuk. Yang menciptakan manusia sebagai makhluk paling mulia dan menguasainya serta membedakannya dari yang lain dengan akal, taklif, dan pandangan jauhnya. Allah swt. menciptakannya dari darah beku yang tidak ada rasa dan gerak. Setelah itu ia mnejadi manusia sempurna dengan bentuk yang paling indah. Allah-lah yang menjadikanmu mampu membaca dan memberi ilmu kepadamu ilmu tentang apa yang tadinya tidak kamu ketahui. Kamu dan kaummu tadinya tidak mengetahui apa-apa. Allah juga yang mampu menurunkan Al-Quran kepadamu untuk dibacakan kepada manusia dengan pelahan. Yang tadinya kamu tidak tahu, apa kitab itu dan apa keimanan itu? Bacalah dengan nama Tuhanmu, maksudnya dengan kekuasaan-Nya. Nama adalah untuk mengenali jenis dan Allah dikenali melalui sifat-sifat-Nya. Yang menciptakan semua makhluk dan menyempurnakan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya. Dan Allah swt. telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, ya Muhammad. Dan Tuhanmu lebih mulia dari setiap yang mulia. Karena Allah swt. yang memberikan kemuliaan dan kedermawanan. Maha Kuasa daripada semua yang ada. Perintah membaca disampaikan berulang-ulang karena orang biasa perlu pengulangan termasuk juga Al-Mushtafa Rasulullah saw. Karena Allah sebagai Dzat yang paling mulia dari semua yang mulia, apa susahnya memberikan kenikmatan membaca dan menghapal Al-Quran kepadamu tanpa sebab-sebab normal. Silakan baca firman Allah, โ€œSesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya di dadamu dan membuatmu pandai membacanya.โ€ Al-Qiyamah 17. โ€œKami akan membacakan Al Quran kepadamu Muhammad Maka kamu tidak akan lupa.โ€ Al-Aโ€™la 6. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Maha Mulia dan mengajarkan manusia untuk saling memahami dengan pena, meski jarak dan masa mereka sangat jauh. Ini merupakan penjelasan tentang salah satu indikasi kekusaan dan ilmu manusia. โ€œDia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.โ€ Allah memberikan insting dan kemampuan berpikir kepada manusia yang menjadikannya mampu mengkaji dan mencerna serta mencoba sampai ia mampu menyibak rahasia alam. Dengan demikian ia dapat menguasai alam dan menundukkannya sesuai dengan yang diinginkannya. โ€œDia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamuโ€ Al-Baqarah 29. โ€œDan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnyaโ€ Al-Baqarah 31. Nampaknya Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca secara umum dan khususnya membaca Al-Quran. Setelah itu Allah menjelaskan bahwa hal itu sangat mungkin bagi Allah yang menciptakan semua makhluk dan menciptakan manusia dari segumpal darah. Dia-lah yang Maha Mulia dan tidak pelit terutama terhadap Rasul-Nya. Dialah yang mengajarkan manusia dengan pena tentang apa yang belum pernah diketahuinya. โ€œKetahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembalimu.โ€ Sungguh benar, bahwa manusia itu melampaui batas, sombong, dan keterlaluan melakukan dosa. Karena ia menganggap dirinya tidak butuh kepada orang lain akibatnya melimpahnya harta, anak-anak, dan lain-lain. Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ia akan kembali kepada Allah swt. dan akan diminta pertanggung-jawaban atas semua yang dilakukan. Mungkin anda bertanya tentang konsiderasi ayat-ayat ini. Saya katakan bahwa ketika Allah swt. menyebutkan indikasi kekuasaan dan ilmu serta kesempurnaan nikmat yang dianugerahkan kepada manusia. Tujuannya adalah agar manusia tidak ingkar nikmat. Namun apa lacur, ternyata manusia benar-benar mengingkari dan melampaui batas. Oleh karena itu Allah swt. ingin menjelaskan sebabnya, bahwa cinta dunia, tertipu olehnya, dan berambisi terhadapnya dapat menyibukkannya dari melihat ayat-ayat Allah yang agung.[9] Setelah memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca wahyu yang ada di dalam kitab-Nya dan menjelaskan penyebab kekafiran manusia, Allah membuat perumpamaan gembong kekafiran, yakni Abu Jahal. Kendatipun pengertian ayat tersebut umum. Ceritakan kepada-Ku, ya Muhammad, tentang seseorang yang melarang hamba untuk tunduk kepada Allah dan melakukan shalat. Apa urusanya? Orang itu sungguh mengherankan, ia kafir dan bermaksiat kepada Tuhannya. Ia melarang orang lain melakukan kebaikan terutama shalat. Ceritakan kepada-Ku tentang kondisi orang tersebut, kalau memang ia termasuk golongan kanan dan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk setelah itu ia mengajak orang lain kepada ketakwaan dan kebaikan. Kalau orang itu seperti ini keadaannya tentu ia berhak mendapatkan pahala yang besar dan surga sebagai tempat tinggalnya. Ceritakan kepada-Ku tentang orang yang berdusta serta berpaling dari kebenaran lalu mengerahkan segenap potensinya untuk mengejar apa yang diinginkan. Tidakkah mereka tahu bahwa Allah swt. melihat? Sebenarnya mereka mengakui bahwa Allah swt. mengetahui yang gaib dan yang nyata lalu akan membalas masing-masing orang sesuai dengan amal perbuatannya. Kalau amalnya baik balasannya baik dan kalau amalnya buruk dibalas dengan keburukan. Maka bergegaslah kalian, wahai manusia, menuju Allah, bertaubatlah dan beramallah untuk mendapatkan ridha-Nya. Kalla, kata penolakan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah. Aku bersumpah, jika orang-orang kafir dan pelaku kemaksiatan itu tidak menyudahi perbuatan mereka, Kami akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih. Kami akan hinakan mereka serendah-rendahnya sesuai dengan tingkat kesombongan mereka di dunia. Dan bagi Allah hal itu tidaklah sulit. Akan Kami tarik ubun-ubun mereka dengan kasar. Ubun-ubun yang sering menyombongkan dirinya karena kekuatan dan keyakinanya bahwa dirinya akan selamat dari murka Allah. Padahal tidak ada yang bisa mengalahkan Allah, baik yang ada di bumi maupun di langit. Tentu saja dugaan tersebut salah karena mereka melampaui batas dan berlaku jahat, khususnya terhadap orang-orang baik dan jujur. Kami akan hinakan orang seperti ini, maka biarkan saja malaikat yang memanggil mendorong mereka semua. Bahkan Kami, Allah swt. akan memanggil Zabaniyah. Yakni Allah swt. akan memanggil Zabaniyah, penjaga Jahannam untuk mendorong mereka. โ€œPada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat- kuatnya.โ€ Pada saat itu mereka tidak memiliki penolong maupun pembantu. Kalla, tinggalkan orang kafir itu dengan perbuatannya dan jangan sampai mengganggunya, ya Rasulullah. Bersujudlah selalu untuk Allah serta mendekatlah kepada-Nya melalui ibadah, karena ibadah merupakan benteng yang kokoh dan jalan keselamatan. KESIMPULAN 1. Membaca merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilestarikan dalam upaya merehabilitasi peradaban yang telah lepas landas dari nilai riil dan pokok ajaran al-Quran. 2. Membaca merupakan proses pembendaharaan pengetahuan, membaca juga merupakan terapi atas keterpurukan yang di sandang saat ini. Setelah membahas Konsep Qiraโ€™ah dalam al-Quran. Maka kami berharap Qiraโ€™ah dalam hal ini membaca lebih di perhatikan lagi, terutama membaca al-Quran sebab al-Quran bisa memberi syafaat bagi orang yang sering membacanya ketika hidup di dunia dan dari hasil bacaan itu diharapkan bisa dilaksanakan didalam kehidupan sehari- hari. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemah M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qurโ€™an; Tafsir Maudluโ€™i atas pelbagai persoalan Umat, Bandung Mizan, 1996, cet. Ke IV. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qurโ€™an. Manna al-Qaththan,Mabahis fi Ulum al-Quran, 1973, Cet. 3 Badaruddin Muhammad bin Abdullah Az-Zarkazi, al-Burhan fi Ulum al-Quran, Jilid 1 [1] . M. Ghalib, dalam acara Kuliah yang dilaksanakan di Pascasarjana UMI, hari Sabtu tanggal 09 Mei 2015 [2] . M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qurโ€™an; Tafsir Maudluโ€™i atas pelbagai persoalan Umat, Bandung Mizan, 1996, cet. Ke IV., h. 3 [3]. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qurโ€™an; Tafsir Maudluโ€™i atas pelbagai persoalan Umat, Bandung Mizan, 1996, cet. keIV., h. 3 [4]. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qurโ€™an;โ€ฆ, [5]. Manna al-Qaththan,Mabahis fi Ulum al-Quran, 1973, Cet. 3, h. 170 [6]. Badaruddin Muhammad bin Abdullah Az-Zarkazi, al-Burhan fi Ulum al-Quran, Jilid 1, h. 395 [7]. [8]. [9]. Ilustrasi pengertian dan macam-macam qiroah dalam membaca Al-Quran, sumber foto Faseeh Fawaz on UnsplashMembaca Al-Quran merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan seorang Muslim agar mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Karena Al-Quran menggunakan bahasa Arab, untuk membacanya dengan benar umat muslim harus mempelajari bahasa Arab dengan baik dan benar. Membaca Al-Quran memiliki ilmunya sendiri, mulai dari bagaimana pengucapan setiap huruf hingga cara menafsirkan sebuah ayat. Ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Quran yang baik disebut dengan qiroah, berikut adalah pengertian dan macam-macam qiroah dalam membaca QiroahIlustrasi pengertian dan macam-macam qiroah dalam membaca Al-Quran, sumber foto T Foz on UnsplashKita mulai pembahasan dari pengertian qiroah secara etimologis dikutip dari buku Al-Quran dan Qiraah Syadzah karya Aqil Haidar halaman 16, kata qiraah merupakan bentuk jamak dari qiraah dan juga bentuk masdar dari qaraa yaqrau qiratan yang artinya adalah menghubungkan antara huruf dan kalimat satu sama lainnya dalam bacaanSementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia qiraah pengertiannya adalah hal-hal yang berhubungan dengan cara pembacaan Al-Quran dan cara pembacaan ayat-ayat itu qiraah menurut ulama Ash-Shabuni didefinisikan sebagai cara membaca Al-Quran dari seorang Imam ahli qiraaah yang berbeda dengan cara membaca imam yang lainnya berdasarkan sanad yang menyambung sampai kepada Rasulullah beberapa pengertian diatas dapat ditarik benang merah bahwa qiraah sebenarnya bukan hanya sekedar membaca Al-Quran, tapi cara membaca Al-Quran dengan madzhab yang dipilih oleh ahli qiraah dengan sanad yang bersambung kepada Rasulullah QiraahDalam membaca Al-Quran sendiri ada beberapa macam-macam qiraah diantarnaya adalah Qiraah Sabah dan Qiraah Asyrah. Untuk qiraah Sabah sendiri adalah cara membaca Al-Quran dari tujuh umam ahli qiraah yaitu Nafi ibn Abd Rahman ibn Abu Nuaim, Abu Mabad yang lebih di kenal dengan Ibn Katsir, Abu Amr Zabban ibn al-Alaโ€™ ibn Ammar, Abu Imran Abdullah ibn Amir, Abu Bakr Ashim ibn Abu Najud al-Asadi al-Kuf, Abu Imarah Hamzah ibn Habib ibn Imarah, dan yang ketujuh Al-Kisaโ€™ itu qiraah Asyarah adalah cara membaca Al-Quran dari tujuh imam yang telah disebutkan di atas ditambah dengan beberapa imam lainnya seperti Abu Jafar Yazid ibn al-Qaqa. Abu Muhammad Yaqub ibn Ishaq ibn zaid ibn Abdullah ibn Ishaq al- Hadrami, dan Abu Muhammad Khallaf ibn Hisyam adalah pembahasan terkait dengan pengertian qiraah dan macam-macamnya dalam membaca Al-Quran. Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semuaWWN Contoh Qiraโ€™ah Bahasa Arab Kitab Kitab Silsilah Taโ€™lim Al Lughah Al Arabiyyah โ€“ Hallo sahabat pembaca yang budiman, semoga kita selalu dalam limpaha rahmat dan hidayah dari Allah taโ€™alaa. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas makalah tentang Contoh Teks Qiroโ€™ah yaitu tentang percakapan bahasa Arab, yang mana kita ambil dari Kitab Silsilah Taโ€™lim Al Lughah al Arabiyyah dan terjemahannya serta kita jabarkan tentang beberapa kosakata bentuk katanya yaitu kata kerja dan kata benda sesuai dengan yang terkandung didalam teks percakapan tersebut, gunanya agar kita bisa mempelajarinya. Baiklah, langsung saja kita simak uraian materinya dibawah berikut ini ! Percakapan dibawah ini adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang antara Mahmud dengan petugas Bandara dan bagian Imigrasi. Mahmud hendak pergi ke Luar Negeri di kota Riyadh. Berikut isi sari dialog tersebut Percakapan Bahasa Arab Teks PercakapanSubjekNo. ู„ูŽูˆู’ุณูŽู…ูŽุญู’ุชูŽ . ุฃูŽู†ูŽุง ุฐูŽุงู‡ูุจูŒ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุฑูู‘ูŠูŽุงุถูู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏูŒ1Permisi, saya akan pergi ke ุงู„ุชูŽู‘ุฐู’ูƒูุฑูŽุฉู ูˆูŽุฌูŽูˆูŽุงุฒู ุงู„ุณูŽู‘ููŽุฑู ู…ูู†ู’ ููŽุถู’ู„ููƒูŽุงู„ู…ููˆูŽุธูŽู‘ูู2Mohon tiket dan paspornya!Petugas. ุชูŽููŽุถูŽู‘ู„ู’ู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏูŒ3Silahkan!MahmudุฃูŽูŠู’ู†ูŽ ุญูŽู‚ูŽุงุฆูุจููƒูŽ ุŸุงู„ู…ููˆูŽุธูŽู‘ูู4Dimana koper-kopermu?Petugas. ู…ูŽุนููŠู’ ุญูŽู‚ููŠู’ุจูŽุฉูŒ ูˆูŽุงุญูุฏูŽุฉูŒู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏูŒ5Saya membawa satu tas ุถูŽุนู’ู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู…ููŠู’ุฒูŽุงู†ู. ุงู„ูˆูŽุฒู’ู†ู ุงู„ุฒูŽู‘ุงุฆูุฏู ุนูŽุดูŽุฑูŽุฉู ูƒููŠู’ู„ููˆูŽุงุชู. ุงูุฏู’ููŽุนู’ ุฎูŽู…ู’ุณููŠู’ู†ูŽ ุฏููˆู’ู„ูŽุงุฑู‹ุงุงู„ู…ููˆูŽุธูŽู‘ูู6Mohon letakkan di timbangan!Ada kelebihan berat 10 bayar $ ุชูŽููŽุถูŽู‘ู„ู’ู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏูŒ7Silahkan!MahmudูˆูŽุงู„ุขู†ูŽ ุงูู…ู’ู„ุฃู’ ุจูุทูŽุงู‚ูŽุฉูŽ ุงู„ุฏูู‘ุฎููˆู’ุงู„ู. ุซูู…ูŽู‘ ุงุชูŽู‘ุฌูู‡ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุจูŽู‡ู’ูˆู ุตูŽุงู„ูŽุฉู ุงู„ู…ูุณูŽุงููุฑููŠู’ู†ูŽุงู„ู…ููˆูŽุธูŽู‘ูู8Sekarang silahkan isi kartu masuk Anda!Kemudian silahkan menuju ke ruang Percakapan Di Bagian Imigrasi ู…ูŽุญู’ู…ููˆู’ุฏูŒ ูููŠ ุฏูŽุงุฎูู„ู ุจูŽู‡ู’ูˆู ุงู„ุฌูŽูˆูŽุงุฒูŽุงุชู Mahmud berada di dalam lobi imigrasi Teks Percakapan SubjekNoู‡ูŽู„ู’ ุชูŽุณู’ู…ูŽุญู ุจูุงู„ุฌูŽูˆูŽุงุฒู ูˆูŽุจูุทูŽุงู‚ูŽุฉู ุงู„ู…ูุบูŽุงุฏูŽุฑูŽุฉู ุŸู…ููˆูŽุธูŽู‘ูู ุงู„ุฌูŽูˆูŽุงุฒูŽุงุชู1Apakah Anda berkenan untukkami lihat paspordan boarding passnya?Petugas Imigrasi. ุจููƒูู„ูู‘ ุณูุฑููˆู’ุฑูู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏูŒ2Dengan senang ุญูŽุณูŽู†ู‹ุง . ุงูุฏู’ุฎูู„ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุจูŽู‡ู’ูˆู ุงู„ู…ูุบูŽุงุฏูŽุฑูŽุฉูู…ููˆูŽุธูŽู‘ูู ุงู„ุฌูŽูˆูŽุงุฒูŽุงุชู3Baik, silahkan masuk kelobi Imigrasi. ุดููƒู’ุฑู‹ุง ู…ูŽุนูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู„ูŽุงู…ูŽุฉูู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏูŒ4Terima kasih dan selamat Mufrodat Mufrodat Kata โ€“ Kata Kerja ุงู„ุฃูŽูู’ุนูŽุงู„ู, yaitu ุณูŽู…ูŽุญูŽ โ€“ ูŠูŽุณู’ู…ูŽุญู Artinya adalah Mengizinkan/Membolehkan.ูˆูŽุถูŽุนูŽ โ€“ ูŠูŽุถูŽุนู Artinya adalah Meletakkan.ุฏูŽููŽุนูŽ โ€“ ูŠูŽุฏู’ููŽุนู Artinya adalah Membayar.ุงูุชูŽู‘ุฌูŽู‡ูŽ โ€“ ูŠูŽุชูŽู‘ุฌูู‡ู Artinya adalah Menuju.ุชูŽููŽุถูŽู‘ู„ูŽ โ€“ ูŠูŽุชูŽููŽุถูŽู‘ู„ู Artinya adalah Berkenan.ู…ูŽู„ูŽุฃูŽ โ€“ ูŠูŽู…ู’ู„ูŽุฃู Artinya adalah Mengisi.ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ โ€“ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู Artinya adalah Masuk. Kata-Kata Benda ุงู„ุฃูŽุณู’ู…ูŽุงุกู, yaitu ุฐูŽุงู‡ูุจูŒ / ุฐูŽุงู‡ูุจูŽุฉูŒ Artinya adalah Orang pergi.ู…ูู†ู’ ููŽุถู’ู„ููƒูŽ Artinya adalah Permisi.ุชูŽุฐู’ูƒูุฑูŽุฉูŒ ุฌู€ ุชูŽุฐูŽุงูƒูุฑู Artinya adalah Tiket.ุฌูŽูˆูŽุงุฒู ุงู„ุณูŽู‘ููŽุฑู Artinya adalah Paspor.ุญูŽู‚ููŠู’ุจูŽุฉูŒ ุฌู€ ุญูŽู‚ูŽุงุฆูุจู Artinya adalah Tas/Koper.ู…ููŠู’ุฒูŽุงู†ูŒ ุฌู€ ู…ูŽูˆูŽุงุฒููŠู’ู†ู Artinya adalah Timbangan.ูˆูŽุฒู’ู†ูŒ ุฌู€ ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงู†ูŒ Artinya adalah Berat.ุฒูŽุงุฆูุฏูŒ / ุฒูŽุงุฆูุฏูŽุฉูŒ Artinya adalah Kelebihan.ูƒููŠู’ู„ููˆ ุฌู€ ูƒููŠู’ู„ููˆูŽุงุชูŒ Artinya adalah Kilo.ุฎูŽู…ู’ุณููˆู’ู†ูŽ / ุฎูŽู…ู’ุณููŠู’ู†ูŽ Artinya adalah Lima puluh.ุฏููˆู’ู„ูŽุงุฑูŒ ุฌู€ ุฏููˆู’ู„ูŽุงุฑูŽุงุชูŒ Artinya adalah Dolar.ุจูุทูŽุงู‚ูŽุฉูŒ ุฌู€ ุจูุทูŽุงู‚ูŽุงุชูŒ Artinya adalah Kartu.ุจูŽู‡ู’ูˆูŒ ุฌู€ ุฃูŽุจู’ู‡ูŽุงุกู Artinya adalah Lobi.ุตูŽุงู„ูŽุฉูŒ ุฌู€ ุตูŽุงู„ูŽุงุชูŒ Artinya adalah Ruangan.ุฏูŽุงุฎูู„ูŒ Artinya adalah Di dalam.ุฌูŽูˆูŽุงุฒูŽุงุชูŒ Artinya adalah Imigrasi.ู…ูุบูŽุงุฏูŽุฑูŽุฉูŒ Artinya adalah Keberangkatan.ุณูุฑููˆู’ุฑูŒ Artinya adalah Senang.ุญูŽุณูŽู†ู‹ุง Artinya adalah Baik/OK.ู…ูŽุนูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู„ูŽุงู…ูŽุฉู Artinya adalah Selamat jalan. Demikianlah pembahasan makalah tentang Contoh Qiroโ€™ah Bahasa Arab yaitu tentang Percakapan yang dilakukan oleh dua orang antara Mahmud dengan petugas Bandara dan bagian Imigrasi. Mahmud hendak pergi ke Luar Negeri di kota Riyadh. Semoga bermanfaat โ€ฆ. Baca juga Percakapan Bahasa Arab Tentang TiketPercakapan Bahasa Arab Tentang Fasilitas UmumPercakapan Tentang Haji Dan Umroh Dalam Bahasa Arab Berikut adalah teks bacaan bahasa Arab tentang โ€œmasa mudaโ€. Bacalah Teks berikut untuk melatih maharah qiraah kemahiran membaca kamu. via ู…ูŽุฑู’ุญูŽู„ูŽุฉู ุงู„ุดู‘ูŽุจุงุจู Masa Muda ู…ูŽุฑู’ุญูŽู„ูŽุฉู ุงู„ุดู‘ูŽุจุงุจู ุฃูŽู‡ูŽู…ู‘ู ู…ูŽุฑู’ุญูŽู„ูŽุฉู ููŠ ุญูŽูŠุงุฉู ุงู„ุฅู†ู’ุณุงู†ู ุŒ ูˆูŽุฃูŽุบู’ู„ู‰ ุซูŽุฑู’ูˆูŽุฉู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ุฃูู…ู‘ูŽุฉู. Masa muda adalah tahap terpenting dalam kehidupan manusia, dan kekayaan bangsa yang paling berharga. ูˆูŽู…ูŽุฑู’ุญูŽู„ูŽุฉู ุงู„ุดู‘ูŽุจุงุจู ู‡ููŠูŽ ู…ูŽุฑู’ุญูŽู„ูŽุฉู ุงู„ุนูŽุทุงุกู ูˆูŽ ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู . Masa muda adalah masa memberi dan bekerja. ูˆูŽ ุงู„ุฅู†ู’ุณุงู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐูŠ ู„ุง ูŠูุนู’ุทูŠ ููŠ ุดูŽุจุงุจูู‡ู ุŒ ู„ุง ูŠูุนู’ุทูŠ ููŠ ุจูŽู‚ููŠู‘ูŽุฉู ุนูู…ู’ุฑูู‡ู Dan orang yang tidak memberi pada masa mudanya, tidak memberi sepanjang sisa hidupnya ุชูŽุญู’ุชุงุฌู ุงู„ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ุฅูู„ู‰ ุงู„ุดู‘ูŽุงุจ ุงู„ู‚ูŽูˆููŠู‘ู ุงู„ุฌูŽุงุฏู‘ู ุŒ ุงู„ู‘ูŽุฐูŠ ูŠูุนู’ุทูŠ ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑู ู…ูู…ุง ูŠูŽุฃุฎูุฐู ุŒ ูˆู„ุง ุชูŽุญู’ุชุงุฌู ุฅู„ู‰ ุงู„ุดุงุจ ุงู„ูƒูŽุณู’ู„ุงู† ุงู„ู‘ูŽุฐูŠ ูŠูŽู‡ู’ุชูŽู…ู‘ู ุจูุทูŽุนุงู…ูู‡ู ูˆูŽู…ูŽุธู’ู‡ูŽุฑูู‡ู ููŽู‚ูŽุทู’ ุŒ ูˆูŽู„ุง ูŠูุญูุจู‘ู ุงู„ุนูŽู…ูŽู„ูŽ . Bangsa ini membutuhkan seorang pemuda yang kuat dan serius, yang memberi lebih dari yang dia butuhkan, dan tidak membutuhkan seorang pemuda malas yang hanya memperhatikan makanan dan penampilannya saja, dan tidak suka bekerja. ูˆูŽูƒูŽู…ุง ุชูŽุญุชุงุฌู ุงู„ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ุฅูู„ู‰ ู‚ููˆูŽุฉู ุงู„ุดู‘ูŽุจุงุจู ุŒ ุชูŽุญู’ุชุงุฌู ุฅูู„ู‰ ุฎูุจู’ุฑูŽุฉู ุงู„ุดููŠูˆุฎู ุญูŽุชู‘ู‰ ุชูŽุชูŽู‚ูŽุฏู‘ู…ูŽ ุงู„ุจูู„ุงุฏู ุŒ ูˆูŽุชูุฎู’ุทูุฆู ุงู„ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ุฅุฐุง ู‚ููˆู‘ูŽุฉู ุงู„ุดู‘ูŽุจุงุจู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ูู… ุŒูˆูŽุฃูŽู‡ู’ู…ูŽู„ูŽุชู’ ุฎูุจู’ุฑุงุชู ุงู„ุดู‘ููŠูˆุฎู . Seiring bangsa membutuhkan kekuatan kaum muda, dibutuhkan pengalaman para tetua hingga negara tersebut maju, dan bangsa ini salah jika kekuatan hanya pada anak muda saja, dan mengabaikan pengalaman para tetua. ูˆูŽู‡ุฐุง ูŠูŽุนู’ู†ูŠ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒูˆู†ูŽ ู‡ูู†ุงูƒูŽ ุนูŽู„ุงู‚ูŽุฉูŒ ุทูŽูŠู‘ูุจูŽุฉูŒ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฌูŽู…ูŠุนู ุฃูŽูุฑุงุฏู ุงู„ู’ู…ูุฌู’ุชูŽู…ูŽุนู ุŒูƒูุจุงุฑุงู‹ ูˆูŽ ุตูุบุงุฑุงู‹ ุŒ ุฑูุฌุงู„ุงู‹ ูˆูŽ ู†ูุณุงุกู‹ ุŒ ุญูŽุชู‘ู‰ ุชูŽุตูู„ูŽ ุงู„ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ุฅูู„ู‰ ู…ุง ุชูุฑูŠุฏู Ini berarti ada hubungan baik antara semua anggota masyarakat, muda dan tua, pria dan wanita, sampai bangsa mencapai apa yang Anda inginkan.

qiroah bahasa arab dan artinya